Halaman

Translate

Cari

STOP MENJADIKAN AZAB SEBAGAI CANDAAN



Belakangan ini ramai di lini masa sosial media berbagai macam meme candaan menggunakan kata azab
Entah sekarang ini miskin candaan atau entah ana yang kurang dalam pergaulan hingga ketentuan Allah pun jadi sasaran candaan.
Sebagai muslim kita tentu wajib menyakini bahwa setiap perbuatan buruk kelak akan mendapat balasan
Sebagaimana kita menyakini setiap perbuatan baik kelak mendapat balasan juga.

Tapi mungkin ada yang terlupa, bahwa TIDAK ADA SEORANG pun yang tahu dosa yang mana yang menyebabkan azab yang mana
Tidak ada yang bisa memastikan karena dosa A menyebabkan dapat azab A.
Zaman now ketika mendengar kata azab malah membuat tertawa terpingkal-pingkal.
Zaman dahulu ketika mendengar kata azab, orang-orang ketakutan hingga menangis dan memohon ampunan.
Bercanda silahkan, tapi jangan jadikan bahan bercanda tentang ketentuan Tuhan.
Bercanda silahkan, tapi jangan berbohong hanya demi membuat orang lain tertawa.
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (34: 208) disebutkan, “Berdusta saat bercanda tetap haram sebagaimana berdusta dalam keadaan lainnya.
Ada sebuah hadits menyebutkan,
لاَ يُؤْمِنُ الْعَبْدُ الإِيمَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ الْكَذِبَ فِى الْمُزَاحَةِ وَيَتْرُكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ صَادِقاً
“Seseorang tidak dikatakan beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalkan debat walau itu benar.” (HR. Ahmad 2: 352. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا
“Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dalam Shahih Al Jaami’ no. 2494).”
Berdusta yang tujuannya hanya ingin membuat orang tertawa termasuk kena ancama ‘wail’.
Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Boleh saja membuat candaan namun sekadar garam yang dibutuhkan pada makanan. Terlalu berlebih dalam bercanda jadi tidak enak, malah keasinan.
لاَ تُكْثِرُ الضَّحَكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحَكِ تُمِيْتُ القَلْبَ
“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Shahih Al Jami’ no. 7435, dari Abu Hurairah)
Insyaallah masih banyak candaan berfaedah lainnya yang bisa kita utarakan
Cukupkan bercanda dengan takdir Allah, karena sungguh tak ada yang lucu tentang Azab-Nya dan tak ada yang menginginkan mendapatkan Azab-Nya.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dalam kebaikan.
Cc Dari saudariku .
Al Faqir
@niskyahya
Di sunting oleh @syihabraden

Tidak ada komentar:

Posting Komentar